Mengapa masyarakat muslim Ahlussunnah wal Jamaah menolak Ustad Firanda

Tulisan ini berkaitan erat dengan tulisan kami Mengapa Masyarakat Muslim Ahlussunnah wal Jama’ah menolak Ustad Khalid Basalamah. Berhubung baru-baru ini ada peristiwa yang mirip yaitu penolakan masyarakat muslim Ahlussunnah wal Jamaah terhadap Ustad Firanda di Aceh dan beberapa tempat, maka perlu rasanya kami menjelaskan mengapa Ustad yang bersangkutan ditolak.

Selain perkara Fikih, sebenarnya perkara yang lebih berbahaya adalah perkara Aqidah mereka yang bertentangan dengan Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. Jumhur Ulama telah menjelaskan bahwa Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah yang sebenarnya adalah mengikuti Aqidah yang disusun oleh Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi.

Sedang golongan yang mengaku Salafi sebenarnya mengikuti ajaran Tauhid dibagi 3 yang disusun oleh Ibnu Taimiyah dan Muhammad bis Abdul Wahab, yang sudah lama diperingatkan oleh KH Hasyim Asy’ari tentang penyinpangannya dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah. Ustad Adi Hidayat telah menjelaskan, namun melompati bagian pentingnya yaitu:

  1. Apa itu Ahlussunnah wal Jamaah yaitu
    a. Islam, ilmunya disebut ilmu Fiqih dengan mengikut satu dari 4 Imam Mazhab (dalam hal ini di Indonesia, mayoritas bermazhab Syafei)
    b. Iman, ilmunya disebut ilmu Tauhid/Aqidah yang merujuk kepada Imam Abul Hasan Al Asy’ari (dan Imam Abu Mansur Al Maturidi.
    c. Ihsan, ilmunya disebut Ilmu Tasawuf/Akhlak mengikuti Ulama Tasawuf seperti Imam Ghazali dan Imam Junaid Al Baghdadi
  2. Kekeliruan ajaran Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab yang membagi Tauhid menjadi 3 (Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa Sifat).

Perlu kami garis bawahi bahawa kaidah ajaran Tauhid dibagi 3 itu tidak konsisten dan saling bertentangan diantara kaidahnya, karena telah menolak Ilmu Mantiq dalam Ahlussunnah wal Jamaah, sehingga kita dapat melihat konflik kaidah atau double standard dalam ajaran dibagi 3 itu cukup dengan keterangan yang mereka buat sendiri.

Berikut ini kami sampaikan bukti pernyataan dari Ustad yang bersangkutan dalam video YouTube yang bertentangan dengan Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah yang sering disebut dengan Sifat 20. Mudah-mudahan video itu tidak dihapus setelah tulisan ini keluar, kecuali jika Ustad yang bersangkutan kembali kepada Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah yang dijelaskan oleh KH Hasyim Asy’ari.

  1. Faham Mujassimah dengan mengatakan dengan makna hakiki/zahir: Allah berada di atas langit, Allah berada di atas, Allah turun ke alam dunia. Serta merendahkan Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah Asy’ariyah dalam keadaan beliau sendiri jahil atau tidak memahami apa itu Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah Asy’ariyah.

Lihat
Penjelasan makna “Allah berada di atas”

2. Faham Mujassimah dengan mengatakan Allah punya Tangan, Allah punya Wajah dengan makna hakiki/zahir

Lihat:
Bagaimana Ahlussunnah wal Jamaah memahami ayat Mutasyabihat

Lihat juga:
Pembahasan “Di mana Allah?” secara makna zahir dapat menjerumuskan ke pemahaman Mujassimah

Apa maksud “janganlah kalian berpikir tentang Dzat Allah, tapi pikirkanlah ciptaan-Nya”?

(draft)


Tinggalkan komentar