Bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari yang tidak diterangkan oleh Ustad Adi Hidayat

Ustad Adi Hidayat telah membahas Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari yang kemudian rekamannya telah dituangkan dalam video di atas. Sejak keluar tulisan ini sudah lebih dari 3 kali kami mengupdate link video di atas, karena videonya dihapus. Mudah-mudahan kali ini video di atas tidak dihapus lagi. Beliau membahas dengan rinci sebagian dan melompati bagian penting dalam Kitab itu.

Dalam adab mengaji kitab di kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah biasanya sebelum memulai seorang Ustad akan membacakan al Fatihah yang diniatkan jika Allah beri pahala atas bacaan Al Fatihah dan pahala dari mengajarkan Kitab itu untuk dihadiahkan pahalanya khusus kepada penulis Kitab itu dan juga guru-guru yang mengajarkan Kitab itu secara sambung menyambung hingga sampai kepadanya. Kemudian dia akan merasakan bahwa gurunya itu ada berada di sampingnya ketika dia mengajarkan Kitab itu sehingga dia merasa tawadhuk dan khawatir ketika dia menyampaikan isi Kitab itu tidak sesuai dengan seperti yang dimaksudkan gurunya. Demikianlah gurunya itu dahulu diajarkan oleh guru dari gurunya itu, dan seterusnya hingga bersambung kepada KH Hasyim Asy’ari. Sebagaimana kita ketahui bersama sanad ilmu beliau diambil dari guru yang bersambung hingga Rasulullah shallallahu alaihi wassalam (Ustad Adi Hidayat juga mengakui bersambungnya sanad ilmu KH Hasyim Asy’ari dalam video youtube di atas). Begitulah aliran keberkatan dari Rasulullah shallallahu alaihi wassalam disampaikan melalui Shahabat, Tabi’in, Tabi’ut tabi’in dan terus ke ulama pewaris nabi dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga sampai kepada kita.

Ustad Adi Hidayat berkata dalam video di atas (kira-kira menit ke 1:30) bahwa Kitab itu asli berbahasa Arab ada gambar KH Hasyim Asy’ari berjenggot. Kalau tidak berjenggot itu palsu jadi jangan dimanipulasi. Kemudian beliau berkata tidak akan beropini, tidak akan mengambil pendapat pribadi. Semua yang akan dibahas hanya mengambil dari apa yang tertulis dalam Kitab itu.

Namun mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menyampaikan bagian yang penting ini? Mungkin begitulah cara Ustad Adi Hidayat belajar dari gurunya sehingga bagian penting itu dilompati tanpa memberikan keterangan dan membahas sedikitpun bagian yang dilompati itu. Kalau benar memang karena alasan waktu sebagaimana beliau sebutkan di video di atas pada menit 4:30, mudah-mudahan beliau ada kesempatan untuk menerangkan bagian penting ini di lain waktu. Karena bagaimanapun  KH Hasyim Asy’ari sudah pasti telah menjelaskan seluruh kitab yang ditulisnya itu kepada muridnya, kalau tidak, tidak mungkin beliau menuliskannya dalam Kitabnya itu.

Disini kami berprasangka baik kepada beliau, mungkin beliau ingin memberitahukan kepada kami, agar kami menyampaikan bagian yang telah dilompatinya. Semoga Allah membalas kebaikan beliau yang telah menerangkan sebagian isi Kitab Ahlussunnah wal Jama’ah sekaligus lebih mengenalkan KH Hasyim Asy’ari.

Terjemah Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah yang asli dapat dilihat dalam Terjemah Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah KH Hasyim Asy’ari. Text yang dibaca (dan yang dilompati) oleh Ustad Adi Hidayat yang berbahasa Arab kami muat pada lanjutan tulisan kami ini.

Bagian yang dilompati ada dalam halaman 12 hingga 14 dan awal halaman 15 (lihat teks yang diwarnai biru dan merah di bawah ini). Ustad Adi Hidayat menjelaskan di awal video youtube bagian awal dari halaman 12 itu yaitu bahwa KH Hasyim Asy’ari mengatakan bahwa dahulu di tanah Jawa (Nusantara) hanya ada satu Madzhab Islam yaitu Ahlussunnah Wal Jama’ah.

risalah-aswaja-12_farb

risalah-aswaja-13_farb

risalah-aswaja-14_farb

risalah-aswaja-15_farb

Kemudian teks yang menerangkan apa itu Ahlussunnah Wal Jama’ah tidak dibaca atau dilompati (text yang diwarnai biru di halaman 12). KH Hasyim Asy’ari menerangkan yang dimaksud dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah di Nusantara itu adalah dalam fiqihnya ikut Imam Syafei,  dalam Aqidah (teologi)  ikut Imam Abul Hasan Al Asy’ari, dalam Tasawwuf ikut Imam Ghazali dan Imam Junaid Al Baghdadi. Ini sesuai dengan dasar Ahlulsunnah Wal Jama’ah secara umum yaitu:

1. Islam, ilmunya disebut ilmu Fiqih mengikut 1 dari 4 Imam Mazhab (Hanafi, Maliki, Syafei, Hambali)

2. Iman, ilmunya disebut ilmu Tauhid/Aqidah merujuk kepada Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturudi

3. Ihsan, ilmunya disebut Ilmu Tasawuf/Akhlak mengikuti Ulama Tasawuf diantaranya Imam Junaid Al Baghdadi dan Imam Ghazali.

Setelah itu Ustad Adi Hidayat kembali membaca Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah yaitu sejak tahun 1330 Hijriyah, telah masuk aliran dan faham lain yang saling bertentangan, bahkan disebutkan dalam youtube sampai terjadi pertentangan fisik.

Perlu kita ketahui bahwa tahun 1330 H itu adalah bersamaan dengan berdirinya organisasi Muhammadiyah, tepatnya tanggal 18 November 1912 atau 8 Dzulhijjah 1330 H (lihat Muhammadiyah di Wikipedia). KH Hasyim Asy’ari tidak menjelaskan secara explisit apa yang dimaksud dengan tahun 1330 H, apakah yang dimaksud itu adalah tahun berdirinya Muhammadiyah? Wallahu a’lam.

Walaupun KH Ahmad Dahlan beraqidah mengikuti Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan berfiqih mengikut Imam Syafei (lihat juga video ini dan ini serta PDF-file Kitab Fiqih Muhammadiyah di era KH Ahmad Dahlan), namun telah diketahui umum dan diakui oleh Muhammadiyah bahwa memang ada penyusupan fahaman itu ke dalam ajaran Aqidah dalam Muhammadiyah (lihat halaman 2 dan 3 pada tulisan  REINTERPRETASI DOKTRIN TAUHID DALAM MUHAMMADIYAH (sayang sudah dihapus setelah tulisan ini keluar, kami upload di link ini  Reinterpretasi Doktrin Tauhid Dalam Muhammadiyah) yang mengikuti  ajaran  Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab An-Najdi yang Aqidahnya membagi Tauhid menjadi 3 (Uluhiyah, Rububiyah dan Asma Wa Sifat).

Dalam halaman 2 dan 3 dari REINTERPRETASI DOKTRIN TAUHID DALAM MUHAMMADIYAH, (sayang dokumen ini sudah dihapus dari website Muhammadiyah https://muhammadiyah.or.id/muhfile/download/Pengajian%20Ramadhan%201432H/Hamim%20Ilyas.pdf), setelah tulisan ini keluar. Namun kami sempat mengkopinya dan kami upload di link ini Reinterpretasi Doktrin Tauhid Dalam Muhammadiyah.

Tauhid_Rahamautiyah_Muhammadiyah_page2-3_strich

Dimana Tauhid Rububiyah melanggar Tauhid Asma wa Sifat ajarannya sendiri dan pemahaman Tauhid Asma wa Sifat yang dapat menjerumuskan orang kepada faham Mujassimah (meyakini Allah berjisim/berjasad seperti makhluk). Karena mengikuti Ayat Mutasyabihat dengan makna zahirnya menyebabkan seorang Ustad bergelar doktor kemudian menjadi lupa atau tidak tahu lagi perkara pokok dalam Aqidah Islam bahwa yang selain Allah adalah pasti makhluk, termasuk juga Arasy adalah makhluk Allah (lihat video ini atau video ini pada menit ke 3:15). Disini kita bertambah faham  Mengapa perkumpulan ASWAJA mesti mendeklarasikan Aqidah Asy´ariyah/Maturidiyah, bermazhab dan bertasawuf.

Sedang dalam hal fikih, Muhammadiyah juga mengakui tidak lagi mengikuti disiplin Mazhab yang 4 sebagaimana yang difahami Jumhur Ulama Ahlussunnah wal Jamaah melainkan mendirikan Majelis Tarjih yang konon menyelidiki dan membahas masalah Agama, dalam rangka untuk mendapatkan sumber aslinya, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, dengan tidak meninggalkan pertimbangan akal yang sehat. Seolah-olah Imam Mazhab yang 4 (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafei dan Imam Ahmad bin Hanbal) belum melakukannya. Hakikatnya hasil fatwa Majelis Tarjih menjadi Mazhab baru yang berbeda dari 4 Mazhab yang sudah ada.

Kemudian Ustad Adi Hidayat melompati text yang diwarnai biru di sisa halaman 12 dan di awal halaman 13 yang menerangkan amalan Ahlussunnah Wal Jama’ah yaitu :

Sebagian dari mereka terdapat kaum salaf yang berpegang pada para ulama salaf dan menganut madzhab yang jelas, memegangi kitab-kitab mu’tabar, mencintai keluarga Nabi, para wali, dan orang-orang shaleh dan meminta barakah kepada mereka baik ketika masih hidup ataupun setelah meninggal, mengamalkan ziarah kubur, talqin mayit, shadaqah kepada mayit, meyakini syafaat Nabi, manfaat doa dan tawasul, dan lain-lain.

Kemudian Ustad Adi Hidayat melompati tulisan berikutnya yang berwarna merah di halaman 13 hingga awal halaman 15. Dalam tulisan itu KH Hasyim Asy`ari menjelaskan ulama-ulama yang membawa ajaran yang menyimpang dari Ahlussunnah Wal Jama’ah. Ulama-ulama itu adalah Muhammad Abduh dan Rasyid Ridla, Muhammad bin Abdul Wahab al-Najdi, Ahmad bin Taimiyah, Ibnu Qayim al-Jauzi, dan Ibnu Abdul Hadi. Mereka megharamkan yang disunahkan kaum muslimin, yaitu perjalanan ziarah ke makam Nabi s.a.w. dan selalu menyalahi pendapat kelompok lainnya.

Berkata Ibnu Taimiyah dalam “Fatawi” bahwa orang yang ziarah ke makam Nabi dengan meyakininya sebagai suatu ketaatan maka hal itu adalah haram secara pasti.

Berkata Syeikh Muhammad Bahith al- Hanafi al-Muthi’i dalam kitab “Tathhir al-Fu’ad mindanas al-I’tiqad”, bahwa kelompok ini telah banyak menguji kaum muslimin baik salaf maupun khalaf dengan banyak fitnah, mereka sebenarnya aib dalam Islam, dan sebagai organ Islam yang rusak dan harus diamputasi, mereka bagaikan orang yang terjangkit penyakit lepra yang harus dijauhi, mereka adalah kaum yang mempermainkan agama. Mereka menghina para ulama salaf dan khalaf, bahwa, menurut mereka, para ulama tersebut bukanlah orang yang maksum sehingga tidak patut diikuti. Baik yang hidup maupun yang mati. Mereka mencederai kehormatan ulama dan menyebarkan faham yang membingungkan di hadapan orang-orang bodoh dengan tujuan membutakannya dan agar menimbulkan kerusakan di muka bumi. Mereka berkata dusta kepada Allah dan mengira telah melakukakan amar makruf nahi munkar. Padahal Allah menyaksikan mereka sebagai pembohong. Dan menurut KH Hasyim Asy’ari mereka adalah ahli bid’ah dan mengikuti hawa nafsu.

Ada keanehan dalam ajaran Tauhid dibagi 3 yakni Anomali Tauhid Asma Wa Sifat yang memahami sifat Allah sesuai lafaz zahir Asma dan Sifat Allah, kecuali Sifat Rububiyah. Keyakinan yang anomali (aneh) membawa kepada sikap yang anomali (aneh) pula, yaitu Anomali pengikut Tauhid 3 serangkai yang percaya dengan ahlinya kecuali kepada Imam Mazhab juga cara dakwah mereka yang berslogan kembali kepada Qur´an dan Sunnah namun tidak mau percaya kepada Ulama, karena menurut mereka Ulama bukanlah maksum, dengan maksud mereka masih terus mencari dalil Quran dan Hadits yang menurut mereka paling sahih hingga sekarang. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah berkata bahwa sebaik-baik kurun adalah 3 kurun pertama sejak Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Di zaman terbaik itulah para Imam Mazhab menyusun Mazhab fiqih yang mengistinbat hukum langsung dari Qur’an dan Sunnah (lihat Mengapa Ahlussunnah wal Jama’ah mengikut Imam Mazhab).

Ilmu agama tidak seperti ilmu sains. Ilmu agama semakin lama semakin sedikit, sebab ulama-ulama yang berilmu dengan ilmu yang bersanad sampai kepada Rasulullah SAW semakin sedikit.

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ‘ulama. Kalau Allah tidak lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pimpinan-pimpinan yang bodoh. Kemudian para pimpinan bodoh tersebut akan ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. [Al-Bukhari (100, 7307); Muslim (2673)]

Maka barang siapa di akhir zaman ini masih mencari dan mencoba mengistinbat hukum sendiri dari Quran dan Hadits yang paling sahih, maka dia tidak akan mendapatkan ilmu fiqih yang lebih baik dari 4 Imam Mazhab dan bahkan dia bisa tersesat. Sebab dia berada dalam zaman yang ilmu agamanya sedikit. Berbeda dengan Ilmu sains, sebab ilmu sains semakin ke sini semakin banyak, karena banyak ditemukan ilmu sains yang baru.

Mereka mengatakan Ulama bukanlah maksum, namun anehnya mereka tidak amalkan perkataan mereka ini pada ulama mereka sendiri. Mereka amat meyakini bahwa perkataan ulama mereka adalah pasti benar walaupun ulama mereka tidak maksum. Dan menganggap perkataan ulama lain yang berbeda dengan mereka adalah salah, sebab ulama bukan maksum.

Setelah melompati bagian yang penting itu, Ustad Adi Hidayat langsung membahas golongan sesat Rafidhoh (tertulis Rafidzah di halaman 15) yaitu golongan Syiah yang menolak dan membenci sebagian besar Shahabat radhiallahu anhum. Kemudian beliau menerangkan golongan yang menyimpang lainnya.

Banyak umat Islam di Indonesia sekarang ini yang tidak mengetahui pesan KH Hasyim Asy`ari yang telah dilompati oleh Ustad Adi Hidayat itu, sehingga banyak di antara mereka yang terjebak dalam pemahaman ulama-ulama yang menyimpang itu. Namun mereka merasa sebagai penganut Ahlussunnah wal Jama’ah.

Ustad Adi Hidayat berkata dalam video di atas (menit 6:55) bahwa KH Hasyim Asy’ari sudah mengingatkan sejak 108 tahun (Qomariyah) yang lalu, yaitu sejak tahun 1330 H (video di atas dan tulisan ini dibuat pada tahun 1438 H). Kalau diberi peringatan 1, 2 atau 3 hari, kalau lupa wajar tidak? tetapi ini diberi peringatan sejak 108 tahun, jadi dengan cara apalagi untuk mengingatkan? Itulah sebabnya kami menulis bab penting yang telah dilompati oleh Ustad Adi Hidayat ini.

Bagian penting yang tidak diterangkan dalam Kitab Risalah Ahlussunah Wal Jama’ah  terasa masih aktual hingga hari ini, terbukti dengan peristiwa yang terjadi baru-baru ini yaitu penolakan terhadap seorang Ustad yang berfahaman itu di Sidoarjo. Banyak orang fanatik membelanya tidak tahu mengapa muslim Ahlussunnah wal Jama’ah menolaknya.

Hasil scan Kitab asli yang berbahasa Arab telah dimuat di sini:

Bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari yang tidak diterangkan oleh Ustad Adi Hidayat (2)

Lihat juga:

Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

Isyarat Rasulullah SAW membenarkan Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah Asy´ariyyah/Maturidiyah, berfiqih dengan bermazhab dan bertasauf

Hal penting dari Sultan Muhammad Al Fatih yang tidak diceritakan oleh Ustad Felix Siauw

Wallahu a’lam

Artikel lain ada dalam Daftar Isi

62 pemikiran pada “Bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari yang tidak diterangkan oleh Ustad Adi Hidayat

    1. Mochamad Zaqi

      Definisi bid’ah (syar’iyyah) yang dipakai Pak Mubharak sepertinya tidak sama dengan yang dijelaskan oleh Kyai Hasyim Asy’ari dalam kitab ini (sebagaimana diberikan oleh para ulama terdahulu). Inilah sebetulnya sumber perbedaan pendapat. Lha definisi bid’ah syar’iyyah nya saja sudah beda, jelas nggak akan ketemu dalam memvonis satu amalan itu sunnah atau bid’ah.

      Disukai oleh 1 orang

  1. Asep Teguh Sukmapriadi

    Assalamu’alaykum….
    hanya ingin berterima kasih kepada pemilik Blog ini, yang sudah mau susah susah ngetik tentang kitab risalah Ahlussunah wal jamaah…

    jujur saya ndak pernah peduli dengan kedatangan para ustadz2 muda yang sekarang marak dan digandrungi kaum (logika) pokoknya tunjukan ayat atau dalil hadits shahihnya (tanpa ngerti apa itu istidlal, istinbath dll)

    syukran mas sudah menulis ini..

    namun setelah menikah, beberapa kali istri menanyakan tentang ustadz muda2 yang saat ini cukup digandrungi… hingga akhirnya tanpa sengaja saya liat video ustadz ini (ust. adi hidayat).. yang mengupas salah satu kitab dalam bundel kitab Irsyadussyari..

    saya liat nah kok langsung loncat…..

    akhirnya saya bilang ke istri… lihat video nya… nah sekarang ditangan suamimu ada kitab yang sama yang dipegang ustadz tersebut… wallahu a’lam apa maksud ustadz tersebut melewatkan halaman pertama kitab risalah ahlussunah wal jama’ah nya Hadratussyaikh… semoga beliau lupa baca halaman pertama… walau disudut hati saya ada prasangka… beliau hanya mengambil pendapat hadratussyaikh yang sejalan dengan pemikirannya saja , sedang yang tidak sejalan diloncatin.. sehingga seolah olah Hadratussyaikh nggak punya pendapat tentang fenomena orang orang yang mengkampanye kan istilah “dakwah sunnah”

    Terima Kasih kang… udah bikin tulisan ini…. tamparan itu terasa keras sekali… saya sempat nangis ketika di lingkungan saya (kantor) ramai digembar gemborkan tafsiran yang salah dari
    ucapan Imam As-Syafi’i : jika ada pendapatku yang menyelisihi hadits shahih maka campakkan pendapatku ke tembok.

    Nuwun sanget mas… kulo Bookmark Blog i pun..
    Wassalamu’alayk

    Disukai oleh 1 orang

    1. Tuan Asep Teguh Sukmapriadi. tanpa sengaja kami menemukan video kuliah ustad Adi Hidayat yang berkaitan dengan bab yang dilompati, tapi berbeda dari fakta yang disebut oleh KH Hasyim Asy’ari dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Ini tulisan kami tentang video itu

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Suka

      1. Tuan Rajabdra.
        Yang diterangkan oleh Ustad Adi Hidayat dalam video di atas adalah tentang ayat Mutasyabihat adalah sesuai dengan Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah Asy’ariyah /Maturidiyah. Tafwid dan Takwil.

        Bagaimana Ahlussunnah Wal Jama’ah memahami ayat-ayat Mutasyabihat

        Bagaimana Ahlussunnah Wal Jama’ah memahami ayat-ayat Mutasyabihat

        Kami tidak tahu apakah beliau mengakui berAqidah Ahlussnnah wal Jamaah Asy’ariyah /Maturidiyah. Sebab kami tidak pernah mendengar beliau mengakui secara explisit, secara jelas dan terang. Maka kami tidak gegabah mengatakan beliau demikian, sebagai adab agar kita hanya bicara fakta yang jelas.

        Dalam adab belajar dalam Ahlussunnah wal Jamaah, kalau kita mengikuti Ulama sudah semestinya kita sebut nama Ulamanya, sebagai rasa syukur berterima kasih kepadanya, selain itu dengan menyebut nama Ulama kita memberitahukan kepada orang lain tentang Ulama yang patut kita ikut. Apalagi Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi adalah Ulama Tauhid Ahlussunnah wal Jamaah yang diakui jumhur Ulama, termasuk Imam Nawawi, Imam As Suyuti, Imam Ghazali, Imam Ibnu Hajar Al Asqalani, Ibnu Hajar Haitami dan banyak lagi

        Hakikat perbedaan ilmu yang bersanad dan ilmu tanpa sanad

        Hakikat perbedaan ilmu yang bersanad dan ilmu tanpa sanad

        Hal penting dari Sultan Muhammad Al Fatih yang tidak diceritakan oleh Ustad Felix Siauw

        Hal penting dari Sultan Muhammad Al Fatih yang tidak diceritakan oleh Ustad Felix Siauw

        Wallahu a’lam

        Suka

  2. Wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh. mas Asep. sama-sama terimakasih telah membaca dan memberi komentar. sedikit banyak telah memberi semangat kami. Alhamdulillah
    Mari kita perjuangkan Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia khususnya.
    Ahlussunnah Wal Jamaah sekarang tidak lagi menjadi suatu hal yang umum diketahui dan pasti dianut oleh muslimin Indonesia. KH Hasyim Asy’ari telah mengingatkan masuknya aliran lain dalam buku Risalah Ahlussunnah wal Jamaah sejak 1330 H.
    Aliran yang paling berbahaya adalah aliran yang mengaku Ahlussunnah wal Jamaah, tetapi isinya sama sekali bukan Ahlussunnah wal Jamaah, yaitu yang masuknya sejak tahun 1330 H.

    Dengan adanya dakwah yang mengaku dakwah Sunnah yang terbuka sebenarnya membuka keanehan dan kekeliruan ajaran mereka sendiri. Bagi manusia yang masih sehat akalnya akan mudah melihat kekeliruan dan keanehan ajaran Aqidah mereka.

    Contoh yang amat jelas adalah bagaimana seorang Ustad bergelar doktor menjadi tidak tahu bahwa Arasy itu makhluk Allah, karena terlalu mengikuti ayat Mutasyabihat. Padahal Allah sudah peringatkan dalam QS Ali Imran ayat 7.

    Bagaimana Ahlussunnah Wal Jama’ah memahami ayat-ayat Mutasyabihat

    Suka

    1. Tuan Ridwan Fude, terima kasih telah membaca tulisan kami.
      Wallahu a’lam, Allah yang Maha Tahu.
      Sebagai penganut Islam Ahlussunnah wal Jamaah, kami tidak tahu apa Aqidah Ustad Adi Hidayat. Karena kami diajarkan hanya melihat yang lahiriah, apa yang dilakukan dan diucapkan,
      Kami tidak menuduh beliau Wahabi, tapi kami juga TIDAK MEMASTIKAN beliau sebagai seorang Ahlussunnah wal Jamaah yang
      1. Aqidahnya merujuk kepada Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi.
      2. Fiqihnya ikut satu dari 4 Imam Mazhab. (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafei dan Imam Hambali)
      3. Bertasawuf ikut Imam tasawuf seperti Imam Ghazali dan Imam Junaid Al Baghdadi
      Sebab tidak sampai kepada kami bahwa beliau mengakui menjadi pengikut Ulama yang disebut di atas itu

      Suka

      1. Santri Biasa

        Kenapa harus bertasawuf kepada imam ghazali? Tidak ada yg lebih baikkah? Sebatas itukah yg disebut aswaja?

        Suka

      2. Tuan Santri Biasa. Intinya kita umat Islam mesti ikut Ulama dalam memahami Quran dan Sunnah. sebab hanya Ulama yang tahu kaidah bagamana cara memahaminya.
        Sesuai Hadits Jibril tentang 3 Rukun Agama yaitu Islam, Iman dan Ihsan, untuk mengamalkannya kita perlu belajar ilmunya dari Quran dan Sunnah.
        1. Islam ilmunya disebut imu Fiqih, ikut satu dari 4 Mazhab (Hanafi, Maliki, Syafei, Hambali),
        2. Iman, ilmunya disebut ilmu Aqidah ikut Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi. (yang dikenal dengan Sifat Allah yang 20)
        3. Ihsan, ilmunya disebut ilmu Tasawuf, ikut Ulama Tasawuf, diantaranya Ilmam Ghazali dan Imam Junaid Al Baghdadi.
        Boleh juga ikut Syeikh Abdul Qadir Jaelani atau Syeikh Bahauddin Naqshahbandi, mereka juga ikut Imam Junaid Al Bagdadi.
        .
        Itulah yang difahami jumhur ulama tentang Ahlussunnah Wal Jamaah, Bukan asal ikut Quran dan Sunnah tanpa kaidah dari Ulama. Kalau punya waktu silakan dengar ini (hampir 2 jam)

        Suka

  3. Didi Supriadi

    Pemuda Desa, Apakah antum sudah klarifikasi soal ini kepada beliau. Jujur senang saya membaca tulisan antum karena saya juga akhir akhir ini menjadikan ustad Adi salah satu ustad yang saya kagumi dalam membahas sebuah kajian .akan lebih yakin lagi saya terhadap beliau apabila dapat menjawab apa yang antum paparkan ini.

    Suka

    1. Terima kasih tuan Didi Supriadi yang telah membaca tulisan kami.
      Kami sudah klarifikasi isi Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah tulisan KH Hasyim Asy’ari tapi tidak dengan Ustad Adi Hidayat apa alasan sesungguhnya beliau melompati bagian penting itu.
      Dalam video itu, beliau hanya berkata karena kurang waktu, kalau diterangkan semua sehari tidak akan selesai. Kami tidak menghubungi beliau, sebab kami ini jauh tidak penting dibanding isi Kitab yang dilompati itu, khawatir akan menghabiskan waktu beliau yang sempit itu. Kalau beliau ada waktu lebih baik beliau terangkan saja isi Kitab yang penting yang telah dilompati itu dari pada melayani kami yang amat tidak penting.
      Sekarang ini sudah berapa hari, minggu, bahkan bulan telah berlalu sejak Ustad Adi Hidayat menerangkan Kitab itu, beliau masih belum sempat juga.
      Tulisan ini kami buat untuk meringankan beban Ustad Adi Hidayat yang masih belum sempat menerangkannya dan untuk mereka yang ingin tahu bab apa yang telah dilompati itu.

      Suka

      1. Didi Supriadi

        Alhamdulilah memang menurut saya eloknya seperti ini (tulisan antum) sebagai pelengkap kajian yang memang terlewatkan, untuk informasii saya sudah menginfokan link ini kepada salah satu staf ustad Adi agar beliau mengklarifikasi koreksi antum ini, dengan bahasa saya hak jawab ustad Adi, dengan niat yang tulus agar tidak ada pra sangka dari jamaah lain, dan juga semoga ini menjadi bahan kajian berikutnya ustad Adi dan juga kepada saya sebagai penikmat kajian kajian dan penikmat kritikan/koreksi kajian yang membangun ini, menjadi menambah khazanah wawasan saya dan jamaah sekalian.

        Disukai oleh 1 orang

    2. Tuan Didi Supriadi terimakasih atas perhatian anda. Alhamdulillah, Team kami telah menemukan Video beliau tentang bagaimana cara Ulama membaca Kitab (lihat video di bawah). Kelihatannya kami sudah mengetahui mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bab yang telah dilompatinya. Di menit ke 2:00 beliau memuji Ulama yang disebut menyimpang dalam Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah. Walaupun beliau sendiri menasehati orang bagaimana cara Ulama membaca Kitab (perhatikan kalimat di akhir video di bawah), tetapi beliau justru melompati bagian pentingnya. Kalau kita lihat tahun 1330 H, kita yang mengenal sejarah, sudah jelas sebenarnya ajaran menympang mana yang baru masuk di tahun 1330 H, yaitu justru ajaran menyimpang yang dilompati itu (Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab) dan bukan ajaran menyimpang yang diterangkan di Video Kitab Risalah Ahulussunah wal Jamaah di atas). Penyimpangan yang diterangkan itu sudah ada sebelum 1330 H, dan para Ulama termasuk KH Hasyim Asyari terus berjuang untuk menghapusnya. Tapi ajaran yang dilompati itu justru baru masuk tahu 1330 H. Cukup aneh bukan?
      Semestinya beliau terus terang saja, tidak perlu melompat-lompat, karena dapat dianggap menutupi apa itu Ahlussunnah Wal Jamaah yang sebenarnya yang disebut dalam Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah, dan dapat pula dianggap sengaja membiarkan umat Islam menyangka bahwa yang disebut Ahlussunnah wal Jamaah itu, justru ulama yang oleh KH Hasyim Asy’ari disebut menyimpang. Na’udzubillahi min dzalik

      Suka

      1. Apakah Kyai Hasyim mengeluarkan pendapat sendiri mengenai IBNU TAIMIYAH dan Muhammad bin Wahab?
        Pendapat Kyai Hasyim tentang K.H. Ahmad Dahlan bgmn? Kesannya Anda bilang sesat karena dipengaruhi pemahaman Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Wahab. Ayo berani Anda mengklaim pendapat Kyai Hasyim dengab sumber yg sahih?

        Suka

      2. Tuan Santri Biasa, terima kasih atas komentar anda.
        KH Hasyim Asy’ari menulis tentang IBNU TAIMIYAH dan Muhammad bin Abdul Wahab dalam Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah (lihat terjemahnya di halaman 14 di atas), Ini kata KH Hasyim Asy’ari tentang mereka:
        Mereka mencederai kehormatan ulama dan menyebarkan faham yang membingungkan di hadapan orang-orang bodoh dengan tujuan membutakannya dan agar menimbulkan kerusakan di muka bumi. Mereka berkata dusta kepada Allah dan mengira telah melakukakan amar makruf nahi munkar. Padahal Allah menyaksikan mereka sebagai pembohong.

        Aqidah mereka itu menyimpang sebab menolak ilmu Mantiq (logika) dan Sifat Allah yang 20, akibatnya mereka memahami Sifat Allah dengan makna zahirnya sehingga memahami Allah itu berjism (bertubuh/bersosok), itu sebabnya mereka ini disebut dengan golongan Mujasimah. Seperti mereka mengatakan Allah punya Tangan, Wajah, dan Kaki. Allah bersemayam di atas Arasy dengan makna zahirnya. Akibatnya seorang Ustad bergelar doktor yang mengajar Aqidah seperti itu menjadi tidak tahu bahwa Arasy adalah makhluk. Sedang Ini adalah ajaran pokok Aqidah bahwa yang selain Allah itu pasti makhluk, termasuk juga Arasy.

        KH Ahmad Dahlan Aqidahnya sama dengan KH Hasyim Asyari yaitu Ahlussunnah wal Jamaah Asy’ariyah/Maturidiyyah (http://www.elhooda.net/2014/03/mengenal-akidah-dan-fiqih-sang-pencerah-kh-ahmad-dahlan/) Silakan baca kembali tulisan kami di atas dengan pelan-pelan dan hati-hati. Dari komentar anda kelihatannya ada yang keliru anda fahami

        Suka

    3. Tuan Didi Supriadi, tanpa sengaja kami menemukan video kuliah ustad Adi Hidayat yang berkaitan dengan bab yang dilompati, tapi berbeda dari fakta yang disebut oleh KH Hasyim Asy’ari dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Ini tulisan kami tentang video itu

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Suka

  4. As, Wr, Wbr, mohon izin ikut gabung berdiskusi dengan “Pemuda Desa” dan Didi Supriadi saya setuju dengan pertanyaan pak Didi S kepada Pemuda Desa sebaiknya memang di Klarifikasi langsung dengan Pak Ustadz Adi H , Insya Allah beliau terbuka terhadap masukan atau kritikan positip seperti yang selalu beliau sampaikan kalau pendapat /ceramah beliau dianggap baik ambilah tapi kalau ada pendapat yang salah/menyimpang maka tinggalkanlah , saya melihat Ust AH ceramahnya berangkat dari ke iklasan, bukan berangkat dari ke ormasan atau kelompok tertentu meskipun beliau pernah mengenyam pendidikan di sekolah salah satu ormas, sebagai penutup …ada pertanyaan ..kalau apa yg anda tulis tujuannya untuk kebaikan umat kenapa anda tidak menulis identitas yg jelas tapi pakai nama samaran “Pemuda Desa”

    Wassalam.

    Suka

    1. Wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuhu.
      Tuan Ismail Mawardi terima kasih atas perhatian anda terhadap tulisan kami dan telah memberikan komentar.

      Mengenai klarifikasi kepada Ustad Adi Hidayat ingin sekali kami lakukan, namun nampaknya belum ada kesempatan bertemu langsung. Mengingat jadual beliau yang padat. Seperti yang kami sampaikan di atas. Kalau beliau punya waktu, lebih baik waktu itu digunakan untuk menyampaikan 2 bab penting yang telah beliau lompati ketika membahas Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah, dari pada melayani kami yang tidak penting.
      Mudah-mudahan ada orang dekatnya yang memberitahukan kepada beliau tentang adanya orang yang bertanya-tanya, mengapa beliau melompati 2 hal penting itu. Kalau beliau anggap ini penting tentu ada dalam agenda beliau. Seperti yang kami sampaikan pada tulisan di atas, kami bersangka baik kepada beliau, seolah-olah beliau mempersilakan kami untuk menyampaikan terlebih dahulu, sampai beliau menerangkan. Kalau beliau tidak sempatpun, maka sudah ada tulisan kami ini sebagai ganti sementara.

      Kami memberi tanggapan atau tulisan hanya berdasarkan lahiriah yang disampaikan oleh Ustad Adi Hidayat, kami tidak memberikan pendapat mengenai keikhlasan beliau, karena hanya Allah yang tahu mengenai masalah hati. Semoga saja beliau ikhlas.
      Kami keluarkan tulisan ini karena memandang pentingnya 2 hal yang dilompati dalam Kitab itu, yaitu
      1. Tentang Ahlussunnah wal Jamaah (beraqidah Asy’ariah/Maturidiyah, berfiqih ikut 1 dari 4 Mazhab, dan bertasawuf)
      2. Menyimpangnya Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab.
      Karena kalau kita jujur melihat arus dakwah melalui media dalam bahasa Indonesia, justru arus dakwah pengikut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab itulah yang signifikant “mengganggu” ketenangan dakwah Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia, karena ajaran aqidah mereka yang menyimpang. Selain itu mereka menclaim mengaku Ahlussunnah wal Jamaah dan sebagai dakwah sunnah. Rasanya kami tidak perlu menjelaskan lebih jauh disini.

      Mengapa kami memakai nama “Pemuda Desa”? Karena kami tidak penting untuk dikedepankan.
      Kalau anda datang ke pengajian Ahlussunnah wal Jamaah (beraqidah Asy’ariah/Maturidiyah, berfiqih ikut 1 dari 4 Mazhab, dan bertasawuf), siapa tahu anda telah bertemu dengan kami.

      Sebagai penutup, kami sampaikan betapa ajaran Aqidah menyimpang Mujassimah ini telah membawa seorang Ustad bergelar doktor menjadi tidak tahu lagi hal pokok dalam Islam bahwa yang selain Allah itu adalah makhluk, termasuk juga Arasy. Kalau seorang Ustad yang pandai yang telah belajar bertahun-tahun hingga bergelar doktor pun menjadi tidak tahu bahwa Arasy itu makhluk bagaimana orang awam yang mempelajari Aqidah yang demikian, apakah kita ingin anak kita berkeyakinan seperti itu? Na’udzubillahi min dzalik.

      Mohon ma’af

      Suka

  5. awam

    saya heran sama orang-orang NU, sibuk mencela ustadz Sunah.
    Jenggot yang jelas buanget sunah Rasulullah di bilang Goblok sama pemimpinnya, pada mingkem.

    Suka

    1. Terimakasih Tuan Awam atas komentar yg membangun. Mohon ma’af anda mungkin belum atau kurang melihat NU secara keseluruhan. Ada kok yg menegur. Ini contohnya dan banyak lagi. Kalau anda tidak punya waktu utk melihat dari awal silakan lihat mulai menit ke 3

      Suka

    2. Didi Supriadi

      Mas Awam dan Pemuda Desa, izinkan saya ikut diskusi, akhir akhir ini ada kata kata yang mengganjal di hati saya, suka dengar atau baca kajian sunah atau ustad sunah. kayaknya dulu gak ada deh. terus siapa yang termasuk ustad sunah, lalu di luar itu apakah bukan ustad sunah ?

      Suka

  6. Shidiq Abdurrahman

    sepertinya terlihat jelas sekali, ustadz” mana saja yang anda kritik, dan ustadz” mana saja yang anda jadikan saran kepada orang lain.

    maaf, apakah menurut anda seluruh ustadz yang anda kritik itu pendapatnya salah semua ?
    atau ustadz yang anda jadikan saran kepada orang lain itu benar semua ?

    saya rasa rasa, anda hanya perlu bertemu dengan ustadz yang berkaitan dan utarakan pendapat anda. Waktu ? saya kira waktu masih banyak jika anda memang berusaha, dari pada anda menghabiskan waktu membuat postingan ini yang begitu panjang, dan menjawab komentar”nya.

    Kalo anda benar” serius dan berniat baik, temui ustadz, tabayyun, jika puna kemauan keras, saya yakin anda akan menghampiri ustadz” tersebut. Knp ? karena anda pun berkata sendiri, pembahasan ini penting.
    yah sudah kalo penting kenapa gak anda dahulukan saja.
    beres kn ?

    Suka

    1. Terimakasih Tuan Shidiq Abdurrahman. Coba anda baca dengan seksama. Adakah kami menyalahkan semua? Maaf mungkin Itu hanya persepsi anda. Benar memang perkara ini penting itu sebabnya kami buat tulisan ini. Namun kami tidak tahu menurut Ustad Adi Hidayat, kalau beliau anggap penting, tentu beliau akan sempatkan waktu untuk menyampaikan. Sampai saat ini nampaknya banyak hal yang beliau anggap lebih penting dari 2 hal yang dilompati ini, sehingga sampai sekarang beliau masih belum sempat, untuk membahasnya. Jadi karena beda prioritas, biarlah beliau urus yang beliau anggap penting, dan kami menyampaikan apa Yang menurut kami penting yang beliau tak sempat. Jadi kami sudah membantu beliau bukan?

      Sebenarnya sudah kami sebut dalam dalam komentar di atas. Kami ulang sedikit utk memperjelas.
      Kami tanya apakah melompati Bab penting itu satu kesalahan?
      3 kemungkinan karena beda persepsi

      1. Kalau melompati bab penting dianggap bukan kesalahan, tentu menerangkan bab penting yg dilompati juga bukan kesalahan.

      2. Kalau melompati bab penting dianggap kesalahan seperti persepsi anda maka menerangkan bab penting dianggap kebenaran.

      3- Kalau melompati bab penting itu dianggap benar, maka menyampaikan bab penting dianggap salah.

      Jadi tergantung dilihat dari persepsi yang mana. Kami lebih memilih point yang ke 1. Wallahu a’lam

      Suka

  7. Syaifullah

    Assalamu’alaikum.
    1. Terkait syiah, jelas termasuk aliran bid’ah bukan menurut KH Hasyim Asy’ari? Dan seluruh aliran dalam syiah termasuk bid’ah? Karena dlm tulisan beliau (yg ditulis blog ini) tdk menyebut syiah yg mana yg bid’ah.
    2. Dijual dimana (arab dan terjemahan kitab) karangan KH Hasyim Asy’ari kalau di jakarta?
    Terimakasih…

    Suka

    1. Wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh
      Terimakasih Tuan Syaifullah atas komentar nya.
      Ttg kesesatan Syiah sdh dijelaskan oleh Ustad Adi Hidayat sesuai dgn Kitab Risalah Ahlussunnah wal jamaah tulisan KH Hasyim Asy’ari, yaitu golongan Syiah Rafidhah yang mencela dan mencaci Sayaidina Abu Bakar ra, Sayidina Umar ra dan shahabat lainnya (lihat halaman 15 s/d awal halaman 18, di https://archive.org/details/TerjemahRisalahAhlussunnahWalJamaahKH.HasyimAsyariVersiLTMNUPusat_201604)

      Kami hanya menyampaikan bagian penting yg dilompati sesuai judul artikel.
      Buku asli mungkin bisa ditanyakan di toko buku terkemuka atau per internet di bukalapak.com atau https://www.tokopedia.com/terjemahkitab/risalah-ahlussunnah-wal-jamaah

      Pdf terjemahanny dapat anda lihat di link yg kami berikan

      Suka

  8. Ilmu Kanti Laku

    Assalamualaikum Kang Mas Pemuda Desa
    Alhamdulillah berawal dari video Ustadz Adi Hidayat saya bisa sampai di blog ini. Salut untuk keteguhan anda dalam menulis tanggapan atas video Ust Hadi Hidayat dan keteguhan menjawab pertanyaan dalam blog ini. Terus menulis dan berbagi Kang.Barokah.
    Wassalamualaikum

    Disukai oleh 1 orang

    1. Wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh.
      Terima kasih Ilmu Kanti Laku telah berkunjung ke blog kami dan atas dukungannya.
      Silakan men-share nya jika anda anggap dapat bermanfaat untuk orang lain
      Semoga barokah.

      Wassalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

      Suka

    2. Ilmu Kanti Laku
      Tanpa sengaja kami menemukan video kuliah ustad Adi Hidayat yang berkaitan dengan bab yang dilompati, tapi berbeda dari fakta yang disebut oleh KH Hasyim Asy’ari dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Ini tulisan kami tentang video itu

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Suka

  9. Kutipan ,Sebagian dari mereka terdapat kaum salaf yang berpegang pada para ulama salaf dan menganut madzhab yang jelas, memegangi kitab-kitab mu’tabar, mencintai keluarga Nabi, para wali, dan orang-orang shaleh dan meminta barakah kepada mereka baik ketika masih hidup ataupun setelah meninggal, mengamalkan ziarah kubur, talqin mayit, shadaqah kepada mayit, meyakini syafaat Nabi, manfaat doa dan tawasul, dan lain-lain.

    Saya awam dan saya awam mengenai agama tapi setahu saya banyak perbedaan pandangan dalam mengamalkan agama , tapi dari tulisan dibuku itu sebenarnya saya hanya ingin tahu sumber dari talqin mayit, dan shadaqah mayit itu darimana , apakah ini perbuatan yg diperintahkan dlm agama, dilakukan Rasululloh sblnya, dan diikuti secara praktek turun menurun oleh para salafi atau bagaimana karena didalam keseharian di masyarakat, pemahaman berbeda beda, jadi sebenarnya saya pingin tahu pandangan mengenai hal ini, karena hal yg ini dilompati termasuk itu dan mengenai hal ini merupakan hal yg sangat penting. Mohon penjelasannya dan Apakah ada tulisan yg bisa dibaca sbg referensi, terima kasih

    Suka

    1. Tuan Dibs, Terima kasih telah berkungjun ke Website kami. Kami mohon maaf telah terlambat membalas,
      Mudah-mudahan pertanyaan anda terjawab dalam di link dibawah ini
      1. Tentang dalil Talqin mayit
      https://salafytobat.wordpress.com/category/talqin-menurut-hadith-dan-4-madzab/
      2. Tentang Shadaqah yang pahalanya dihadiahkan untuk mayit.
      http://ahlussunah-wal-jamaah.blogspot.de/2011/08/bershodaqoh-dan-bertahlil-untuk-mayit.html

      Semoga bermanfaat.

      Wassalam

      Pemuda Desa

      Suka

  10. ch. wisnedi (nama aseli)

    KH. HASHIM ASYARI BUKANLAH ORANG YANG MAKSUM, jadi kitabnya pun jangan disejajarkan dengan Al-quran dan Hadits. Mana2 yang sesuai dengan alquran dan hadits silahkan diikuti, bila terpapar hal sesuatu adalah “pendapat beliau” atau pendapa t syeikh manapun secara pribadi maka hal itu bisa diperdebatkan, dikaji dan sebagainya. dalam hal Ust. Adi hidayat melongkap pembahasan pada beberapa paragraf maupun halaman, maka menurut saya pribadi sebagai jamaah awam, mungkin saat itu sang pemberi materi sedang tidak ingin membahas paragraf yang dilongkapi, beliau hanya memfokuskan pada hal yang substasial bisa disampaikan kepada jamaah nya. lain halnya kalau acaraq bedah kitab/buku.
    wallahu a’lam

    Suka

    1. Terimakasih Tuan Ch. Wisnedi atas komentar anda.
      Hebatnya KH Hasyim Asy’ari telah menulis komentar anda dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah itu, yaitu dalam pembahasan penyimpangan fahaman Muhammad bin Abdul Wahab dan Ibnu Taimiyah yang dilompati oleh Ustad Adi Hidayat. Perhatikan lagi tulisan beliau.
      Benar tidak ada orang yg ma’shum selain Rasulullah Shallallahu alahi wassalam. Tapi kalau cara berfikir ini disebarkan tanpa ilmu yg benar seperti fahaman Muhammad bin Abdul Wahab dan Ibnu Taimiyah amat berbahaya sebab menjadikan umat tidak lagi percaya pada Ulama yg Mu’tabar yg telah diakui oleh mayoritas ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah sejak zaman Salaf.

      Perlu anda ketahui jika fahaman itu disebarkan, maka amalkan dahulu pada ulama yg mengajarkan fahaman itu sebelum pada orang lain, yaitu tanamkan juga pada pengikutnya dahulu bahwa Muhammad bin Abdul Wahab dan Ibnu Taimiyah tidak ma’shum, Mereka bukan Nabi atau Rasul.

      Anehnya pengikut mereka meyakini fatwa ulama mereka seolah olah mereka itu pasti benar padahal mereka bukan ma’shum dan menganggap ulama yg berbeda dengan pendapat ulama mereka itu adalah salah sebab tidak ma’shum.

      Itulah anehnya cara berfikir pengikut Tauhid 3 serangkai.

      Wallahu a”lam

      Suka

    2. Tanpa sengaja kami menemukan video kuliah ustad Adi Hidayat yang berkaitan dengan bab yang dilompati, tapi berbeda dari fakta yang disebut oleh KH Hasyim Asy’ari dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Ini tulisan kami tentang video itu

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Suka

  11. Nurie

    assalaamualaikum pemuda desa..
    sebaiknya km ketemu langsung dengan beliau (ust. adi hidayat).
    komentarmu itu terlalu FANATIK.. istighfarlah
    beliau itu tau apa yg dia lakukan sedangkan kamu hanya bisa mengomentari apa yg beliau jelaskan tanpa bertanya langsung kepada beliau..
    janganlah suka mengambil kesimpulan sendiri, kalau masalahnya penting buat kamu alangkah baiknya kamu diskusikan langsung dengan beliau jangan diskusi di belakan panggung, fitnah jadinya nanti..pesan terakhir sy janganlah fanatik jadi orang, ingat azab allah subhaanahuwata’ala itu amat pedih

    Suka

    1. Wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuhu.
      Terima kasih Tuan/Puan Nurie telah mengunjungi website kami dan atas komentarnya.
      Kami tidak fanatik seperti yang anda kira, sebab kami hanya ingin menjelaskan bab penting yang tidak diterangkan Ustad Adi Hidayat dari Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah tulisan KH Hasyim Asy’ari yang menurut beliau sudah diberitahu 108 tahun lalu.
      Kalau 1, 2 atau 3 hari lupa wajar, tapi sudah 108 tahun, cara apa lagi untuk dapat mengingatkan umat Islam Indonesia ? begitu pesan Ustad Adi Hidayat.
      Mana mungkin Ustad Adi Hidayat menuduh kami fanatik, sedang itu pesan beliau.

      Kami sudah buat juga lanjutan tulisan Bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari yang tidak diterangkan oleh Ustad Adi Hidayat (bagian ke-2) yang kami sispkan juga teks asli yang berbahasa Arab, seperti yang ustad Adi Hidayat baca. Di tulisan itu kami juga menjelaskan 3 golongan orang yang membaca tulisan kami dilihat dari sikapnya terhadap tulisan kami yang pertama yaitu:

      1. Golongan yang menganggap bahwa Ustad Adi Hidayat sengaja melompati bab penting itu dan membenarkan beliau melompatinya. Golongan ini menganggap antara Ustad Adi Hidayat dan kami adalah dua pihak yang saling berlawanan. Mereka mendukung Ustad Adi Hidayat dan “memusuhi” kami. Diantara mereka ada yang berusaha menjatuhkan atau menjelek-jelekan tulisan kami ini,

      2. Golongan yang menganggap bahwa Ustad Adi Hidayat sengaja melompati bab penting itu dan menyalahkan sikap beliau telah melompatinya. Seperti point 1 di atas, Golongan ini menganggap antara Ustad Adi Hidayat dan kami adalah dua pihak yang saling berlawanan. Golongan ini sangat mendukung kami dan “memusuhi” Ustad Adi Hidayat. Mungkin diantara mereka ada yang men-share tulisan ini, yang menyebabkan tulisan ini sejak diterbitkan menjadi salah satu “best seller” dari seluruh tulisan kami.

      3. Golongan yang menganggap bahwa Ustad Adi Hidayat tidak sengaja melompati bab penting itu, karena alasan waktu yang terbatas. Golongan ini juga sangat mendukung tulisan kami, tetapi menganggap antara Ustad Adi Hidayat dan kami adalah dua pihak yang saling bantu dan melengkapi, sebagai orang Islam yang bersaudara yang saling tolong menolong dalam kebenaran. Golongan ini bersangka baik bahwa suatu saat nanti jika waktu lapang, Ustad Adi Hidayat pasti akan menyampaikan bagian penting yang telah dilompati itu, insya Allah.

      Nampaknya anda termasuk golongan yang pertama. Kami rasa yang lebih aman adalah sangka baik seperti golongan yang ke 3, dimana antara kami dan Ustad Adi Hidayat adalah saling bantu, bukan saling bertentangan. Jauhilah sangka buruk, Jangan fanatik.

      Ini tulisan lengkap bagian yang ke-2 itu

      Bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari yang tidak diterangkan oleh Ustad Adi Hidayat (2)

      Mohon maaf lahir bathin

      Wassalam

      Pemuda Desa

      Suka

      1. ~Lst_A

        betul, saya punya Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah sebelum saya menonton video Ust. Adi Hidayat….waktu nonton video tersebut beberapa bulan lalu sempet kaget, kok Ust. Adi Hidayat melewatkan pembahasan itu, aneh tp Wallahu’alam apa maksud beliau.

        saya pribadi setuju dgn anda, saya dukung anda dgn do’a utk selalu menulis sesuai dgn pemahaman Ahlusunnah wal Jama’ah dgn ulama2nya yg mu’tabar, semoga Allah SWT selalu menjaga tulisan2 anda dan menjauhi dari kesalahan.

        Disukai oleh 1 orang

  12. Tuan ~Lst_A, terima kasih anda telah berkunjung dan mendukung tulisan kami, serta mendoakan kami.
    Kami memang sangat memerlukan doa umat Islam Ahlussunnah wal Jamaah terutama guru-guru dan para ulama yang telah berjasa membawa ajaran Islam Ahlusunnah wal Jamaah yang benar.
    Karena perjuangan dan doa merekalah kita sekarang masih dapat merasakan keindahan Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Kita masih kenal siapa Imam Abul Hasan Al Asy’ari, siapa Imam Abu Mansur Al Maturidi, siapa Imam Syafei, Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Hambali. Siapa Imam Ghazali, Imam Junaid Al Bagdadi. dan banyak Imam Ahlussunnah wal Jamaah yang memperjuangkannya.

    betapa besar jasa mereka kepada kita. Maka sudah patut kita meneruskan perjuangan dan memperkenalkan mereka.

    Adalah orang yang sombong yang mengatakan merasa tidak perlu mengenal mereka, cukup mengenal Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Seolah-olah orang yang berkata begitu dapat kenal Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, secara langsung tanpa melalui para ulama yang menyambungkan kita kepada Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

    Mungkin orang yang berkata begitu tidak kenal betul siapa gurunya sendiri, Bagaimana mungkin dapat kenal Rasulullah shallallahu alaihi wassalam yang tak pernah ditemuinya, kalau dengan guru yang bertemu dengannya pun dia tidak kenal.

    Wallahu a’lam

    Suka

  13. Muchammad Arif Najieb

    Assalamu’alaikum wr wb. saudaraku Pemuda Desa. Jazzakumullah khairan

    Terima kasih banyak telah mencurahkan ilmunya. Kondisi ini sebenernya bisa dikatakan darurat, tp ngga juga. Darurat karena kebanyakan yang paham lebih memilih diam, sementara yang berkoar-koar cenderung dari golongan yg kurang paham. Kemudian tidak darurat karena semua masih sesama muslim yg berpegang pada Qur’an & Sunnah.

    Seharusnya dibuat dialog damai yg bisa ditonton seluruh warga Indonesia, khususnya yg muslim. Mengenai perbedaan yang harus ditoleransi dari pihak-pihak ulama terkait. Sekalian dibuat event besar, tanpa perlu gontok-gontokan. Sehingga akan tercapai kesepakatan bersama bahwa yang mau ikut ‘anu’ silakan, yang mau ikut ‘ini’ silakan.

    Hal tersebut karena masalahnya biasanya bukan pada ulamanya. Ulama-ulamanya sih masih bisa ngobrol bareng dengan lapang dada. Lha, para pengikutnya itu yg seringkali lebih mudah protes & menyalahkan pengikut ulama yang lain. Kan repot kalo begini terus.

    Intinya sih biar pada adem & bs bersatu terlepas dari praktek ibadah yg dilakukan oleh masyarakat muslim Indonesia. Masalah qunut aja bisa bikin org enggan berjamaah sholat Shubuh di masjid yg ada qunutnya. Pdhal para Imam 4 Madzhab tsb tidak mencontohkan demikian.

    Suka

  14. Wa alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuhu, Tuan Muchammad Arif Najieb, terima kasih telah mengunjungi tulisan kami dan memberi komentar. Jazakumulahi khairan.
    Pertama-tama, sedikit koreksi tentang pernyataan anda terakhir tentang Qunut di waktu Shubuh, yang bisa membuat orang salah faham. Kalau yang anda maksud “Pdhal para Imam 4 Madzhab tsb tidak mencontohkan demikian.” adalah “bertengkar”nya memang benar tidak ada Imam Mazhab dan pengikutnya yang bertengkar karena Qunut, tetapi kalau yang anda maksud adalah “baca Qunut”nya, maka itu keliru, sebab ada Mazhab yang selalu mambaca Qunut diwaktu Shubuh, yaitu Mazhab Syafei. 3 Mazhab yang lain tidak berqunut, tapi tidak membid’ahkan Qunut.

    Selanjutnya tentang adem atau tidak adem suatu tulisan/video tergantung dari kita sendiri, Kalau hati dan fikiran kita jernih, insya Allah apa yang kita baca yang kita lihat jadi jernih dan bermanfaat. Kalau mengungkapkan kebenaran dianggap membuat permusuhan dan kita terbawa pada permusuhan, maka kita sendiri yang rugi. Kita mesti luruskan niat kita. Kita inginkan keselamatan untuk semua dalam menyempaikan kebenaran, sekalipun pahit. Apa yang kita sampaikan mesti berlandaskan kebenaran dengan bukti dan nas yang jelas. Kita ajak orang yang belum melihat kebenaran untuk kembali kepada hati dan akalnya sendiri. Karena hati nurani kita pasti cinta kepada kebenaran.

    bagaimanapun, dari komentar pembaca yang percaya bahwa memang bagian penting yang kami sampaikan adalah benar adanya dan telah dilompati oleh Ustad Adi Hidayat. Kami dapat membagi menjadi 3 golongan besar ditinjau dari sikap mereka terhadap tulisan kami yaitu:

    1 Golongan yang menganggap bahwa Ustad Adi Hidayat sengaja melompati bab penting itu dan membenarkan beliau melompatinya. Golongan ini menganggap antara Ustad Adi Hidayat dan kami adalah dua pihak yang saling berlawanan. Mereka mendukung Ustad Adi Hidayat dan “memusuhi” kami. Diantara mereka ada yang berusaha menjatuhkan atau menjelek-jelekan tulisan kami ini,
    2 Golongan yang menganggap bahwa Ustad Adi Hidayat sengaja melompati bab penting itu dan menyalahkan sikap beliau telah melompatinya. Seperti point 1 di atas, Golongan ini menganggap antara Ustad Adi Hidayat dan kami adalah dua pihak yang saling berlawanan. Golongan ini sangat mendukung kami dan “memusuhi” Ustad Adi Hidayat. Mungkin diantara mereka ada yang men-share tulisan ini, yang menyebabkan tulisan ini sejak diterbitkan menjadi salah satu “best seller” dari seluruh tulisan kami.
    3 Golongan yang menganggap bahwa Ustad Adi Hidayat tidak sengaja melompati bab penting itu, karena alasan waktu yang terbatas. Golongan ini juga sangat mendukung tulisan kami, tetapi menganggap antara Ustad Adi Hidayat dan kami adalah dua pihak yang saling bantu dan melengkapi, sebagai orang Islam yang bersaudara yang saling tolong menolong dalam kebenaran. Golongan ini bersangka baik bahwa suatu saat nanti jika waktu lapang, Ustad Adi Hidayat pasti akan menyampaikan bagian penting yang telah dilompati itu, insya Allah.

    Silakan masing-masing kita mengukur atau muhasabah diri, termasuk golongan manakah diri kita dari 3 golongan yang disebut di atas?

    Menurut kami bersikap sebagaimana golongan yang ke-3 lah yang paliang selamat. Karena jauh dari sangka-sangka yang tidak bermanfaat.

    Kalau ditanya tentang darurat atau tidaknya, itupun tergantung kefahaman masing-masing.
    Menurut kami beberapa hal sudah sangat darurat, misalnya fahaman aqidah menympang yang dilompati oleh Ustad Adi Hidayat itu telah mengakibatkan pemahaman yang amat syubhat dalam beraqidah seperti video berikut ini.

    Mohon maaf, lahir bathin.

    Wassalam

    Pemuda Desa

    Suka

  15. anak kampung

    lebih baik anda tabayun dan membawa kitab asli yang berbahasa Arab, Ust Adi membawa kitab asli yang tulisan bahasa arab sedangkan antum memakai bahasa indonesia, coba anda screen shoot kitab risalah ahli sunah yang berbahasa arab jangan yang terjemaahan, orang akan lebih menerima dari kitab asli kemudian anda artikan

    Suka

    1. terima kasih Tuan/Puan anak kampung atas sarannya. Kami sudah dapat saran seperti itu sebelumnya. Nampaknya anda belum baca tulisan kami di atas sepenuhnya, mungkin anda tidak punya waktu. Sebenarnya kami sudah membuat tulisan lanjutan dari tulisan di atas dengan screen shot bahasa Arabnya dan kami berikan linknya di akhir tulisan di atas.
      Mudah2an sekali ini anda ada waktu. Ini linknya :

      Bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari yang tidak diterangkan oleh Ustad Adi Hidayat (2)

      Suka

  16. Diki Nianto

    Saya warga Bekasi yg sering menghadiri kajian ust Adi Hidayat. Coba anda cari alamat email ust Adi. Beliau orangnya terbuka. Beliau memang beberapa kali membahas kitab yg anda maksud. Saya hadir langsung di sana. Memang waktunya sempit. Juga sepertinya beliau menghindari polemik di lapisan bawah. Saya juga penasaran. Beliau membuka sesi Tanya-Jawab melalui email, live ….dll. Atau anda bisa juga bersilaturahim ke masjid beliau di Bekasi. Beliau sering menerima tamu dari berbagai komunitas …dll. Bahkan beliau seringkali diundang berceramah di komunitas NU ….dll. Coba saja.

    Suka

    1. Terimakasih Tuan Diki Nianto atas sarannya. Mohon ma’af, hanya dengan tulisan ini kami dapat membantu beliau melengkapi bagian penting yang tidak sempat beliau sampaikan dari Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah. Kami juga tidak ingin menambahkan lagi kesibukan beliau yang padat. Kalau benar beliau punya waktu lebih dan berkeinginan menyampaikan bagian yang telah beliau lompati ini, kami rasa lebih baik menyampaikan bagian penting ini saja dari pada melayani kami. Kami malu terhadap guru dari guru kami KH Hasyim Asy’ari yang begitu mulia. Tulisan beliau jauh lebih berharga dan berisi untuk dibicarakan oleh Ustad Adi Hidayat, dari pada beliau berbincang dengan kami.
      Kalau menurut perkiraan anda bahwa beliau ingin menghindari polemik, namun kenyataannya beliau tidak dapat menghindar dari ditahzir oleh suatu golongan.
      Bagaimanapun kami sangka baik saja, bahwa kalau waktunya tiba beliau akan menyampaikan. Insya Allah

      Suka

  17. Asumsikan bahwa ustadz Adi bukanlah orang NU. Karenanya beliau se7 sebagaian dari kitab pendiri NU dan tidak setuju sebagian yang lain. Beliau jelaskan bagian yang beliau se7 dan beliau tinggalkan (tanpa meremehkan) bagian yang beliau tidak setuju.

    BUkankah sikap ustadz Adi menjadi sangat bagus kalau difahami dengan cara ini?

    Suka

    1. Terimakasih Tuan Rajabdra atas komentarnya. Mohon maaf, hanya dengan tulisan ini kami dapat membantu Ustad Adi Hidayat yang beralasan tidak ada waktu sehingga terpaksa melompati bagian yang penting itu. Karena kalau hal penting ini tidak diketengahkan, maka orang yang mendengar penjelasan Ustad Adi Hidayat tanpa membaca bukunya berprasangka bahwa yang dimaksud satu-satunya Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang dianut Umat Islam di Indonesia dari zaman dahlulu adalah aliran menyimpang Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Addul Wahhab yang membagi Tauhid menjadi 3,

      Padahal dalam Kitab itu jelas KH Hasyim Asy’ari menyebutkan bahwa Ahlussunnah wal Jamaah yang dimaksud di Nusantara itu adalah dalam fiqihnya ikut Imam Syafei, dalam Aqidah (teologi) ikut Imam Abul Hasan Al Asy’ari, dalam Tasawwuf ikut Imam Ghazali dan Imam Junaid Al Baghdadi.

      Sikap kami tentang komentar anda kami tulis dalam lanjutan tulisan kami (bagian 2)

      Bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari yang tidak diterangkan oleh Ustad Adi Hidayat (2)

      Dari komentar pembaca yang percaya bahwa memang bagian penting itu dilompati. Kami dapat membagi menjadi 3 golongan besar ditinjau dari sikap mereka terhadap tulisan kami yaitu:

      1 Golongan yang menganggap bahwa Ustad Adi Hidayat sengaja melompati bab penting itu dan membenarkan beliau melompatinya. Golongan ini menganggap antara Ustad Adi Hidayat dan kami adalah dua pihak yang saling berlawanan. Mereka mendukung Ustad Adi Hidayat dan “memusuhi” kami. Diantara mereka ada yang berusaha menjatuhkan atau menjelek-jelekan tulisan kami ini,
      2 Golongan yang menganggap bahwa Ustad Adi Hidayat sengaja melompati bab penting itu dan menyalahkan sikap beliau telah melompatinya. Seperti point 1 di atas, Golongan ini menganggap antara Ustad Adi Hidayat dan kami adalah dua pihak yang saling berlawanan. Golongan ini sangat mendukung kami dan “memusuhi” Ustad Adi Hidayat. Mungkin diantara mereka ada yang men-share tulisan ini, yang menyebabkan tulisan ini sejak diterbitkan menjadi salah satu “best seller” dari seluruh tulisan kami.
      3 Golongan yang menganggap bahwa Ustad Adi Hidayat tidak sengaja melompati bab penting itu, karena alasan waktu yang terbatas. Golongan ini juga sangat mendukung tulisan kami, tetapi menganggap antara Ustad Adi Hidayat dan kami adalah dua pihak yang saling bantu dan melengkapi, sebagai orang Islam yang bersaudara yang saling tolong menolong dalam kebenaran. Golongan ini bersangka baik bahwa suatu saat nanti jika waktu lapang, Ustad Adi Hidayat pasti akan menyampaikan bagian penting yang telah dilompati itu, insya Allah.

      Silakan masing-masing kita mengukur atau muhasabah diri, termasuk golongan manakah diri kita dari 3 golongan yang disebut di atas?

      Suka

      1. Rajabdra

        Saya merasa berada di golongan ke empat: Memaklumi sikap Ustadz Adi, tapi tidak menjelekkan tulisan tuan (jadi ikutan sopan deh). Tuan punya hak untuk menunjukkan isi lengkap kitab sang kiyai, sedangkan ustadz Adi berhak menjelaskan bagian yang beliau setuju dari kitab dan juga berhak meninggalkan bagian yang beliau tidak setujuh.

        Saya pribadi “merasa” Asy’ariah dalam aqidah, menolak menisbatkan sifat makhluk kepada Allah, tapi tidak menyalahkan muslim yang menganut pembagian tauhid menjadi 3, sepanjang pembagian itu tidak berkahir dengan sikap takfiri. Baik pembagian menjadi sifat 20 maupun pembagian menjadi tauhid rububiyah, uluhiyah dan asma wasifat, keduanya merupakan hasil ijtihad ulama.

        Suka

      2. Tuan Rajabdra, Kami tidak mempermasalahkan Ustad Adi Hidayat berhak atau tidak, termasuk pendapat anda tentang mengapa beliau yang melompati bagian penting dalam Kitab KH Hasyim Asy’ari itu.
        Kami sudah tulis mengapa kami ingin membantu Ustad Adi Hidayat dan masyarakat yang mendengar ceramah beliau, Karena beliau sudah mengatakan bahwa di Nusantara dahulu hanya ada satu Islam Ahlussunnah wal Jamaah, tetapi beliau melompati Ahlussunah wal Jamaah mana yang dimaksud, maka kami jelaskan dengan tuliasn ini.
        Karena di zaman sekarang ini pengikut Ibnu taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab mengaku Ahlussunnah, padahal dalam Kitab KH Hasyim Asy’ari, disebut jelas Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab itu menympang. Islam Ahlussunnah wal jamaah yang ada di Nusantara dari dahulu adalah Islam yang dalam fiqihnya ikut Imam Syafei, dalam Aqidah (teologi) ikut Imam Abul Hasan Al Asy’ari, dalam Tasawwuf ikut Imam Ghazali dan Imam Junaid Al Baghdadi.

        Tentang Ahlussunnah wal Jamaah Asy’ariyah menolak menisbatkan sifat makhluk kepada Allah adalah menolak sifat jism Allah, sebab Allah bukan jism (jasmani/fisik). Itu sebabnya golongan yang meyakini Allah punya sifat fisik/jism ini disebut Mujassimah, Mereka meyakini Asma wa Sifat Allah tanpa takwil (memalingkan makna) dan ta’thil (menolak makna)
        1. Allah berada disuatu ruang/tempat, seperti dikatakan Allah ada di atas, bersemayam di atas Arasy dengan makna zahirnya (makna jism)
        2. Allah punya organ tubuh seperti Tangan, Wajah dan dengan makna zahirnya.
        Sifat jism ini hanya ada pada makhluk. Itulah yang ditolak oleh Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah Asy’ariyah

        Lihat https://youtu.be/zenZCoKgH6w?t=260

        Bahaya fahaman Mujassimah (3), Allah mempunyai sifat fisik?

        Anehnya dalam pembahasan Tauhid Rububiyah, banyak sekali Sifat Allah yang ditakwil dan di ta’thil.
        Contoh Sifat Allah yang ditakwil (dipalingkan maknanya) dalam pembahasan Tauhid Rububiyah (lihat https://muslim.or.id/6615-makna-tauhid.html)

        QS Az-Zukhruf: 87

        وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

        “Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan mereka?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Az Zukhruf: 87)

        Di situ jelas ditulis ketika orang kafir ditanya siapakah “Siapa yang menciptakan mereka?”. Orang kafir menjawab: Allah. Sifat yang ditetapkan di situ adalah. Orang kafir mengakui bahwa Allah Menciptakan mereka. Ditakwil (dipalingkan maknanya) menjadi orang kafir mengakui Tauhid Rububiyah.

        Bagaimana menjelaskan konflik antara kaidah Tauhid Rububiyah dan kaidah Tauhid Asma wa Sifat dalam ajaran Tauhid dibagi 3 dengan kaidahnya sendiri

        Suka

  18. Hora

    Mas Pemuda Desa,
    Jika sekiranya ada yang perlu diklarifikasi, baik kiranya langsung klarifikasi ke orangnya.

    Dari komentar yang saya baca diatas, mas Pemuda Desa kurang lebih beralasan:
    – jika Ustd AH padat waktunya
    – jika punya waktu mending digunakan untuk menjelaskan saja daripada melayani “kami yang tidak penting”.

    Saya anggap kalimat “kami tidak penting” atau yang semisalnya adalah bagian dari tawadu disisi Pemuda Desa,

    Disisi lain, artikel Pemuda Desa ini akan lebih kuat jika ada klaim “telah diklarifikasikan langsung ke Ust AH” atau sejenisnya.

    Pembaca artikel-pun selanjutnya bisa cross-check ke Ust AH, apakah klaim tersebut benar.

    Tidak ada kemaslahatan kecuali ditempuh dengan perjuangan dengan niat memperoleh ridha Allah. Dan Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu.

    Cukuplah Pemuda Desa berusaha menghubungi ust AH untuk tujuan klarifikasi langsung pembahasan artikel ini.
    Adapun respon dari Ust AH, pasrahkanlah pada Allah Yang Maha Kuasa.
    Allah berkuasa memberikan kebaikan bagi siapa-siapa yang Dia kehendaki.

    Klaim: saya tidak pernah bertemu langsung dengan Pemuda Desa dan Ust AH.

    Insya Allah saya siap mengusahakan pertemuan diantara keduanya untuk klarifikasi masalah tersebut.

    Semoga Allah melimpahkan kebaikan bagi Pemuda Desa dan Ust AH.

    Terimakasih.

    Suka

    1. Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Tuan Hora.
      terima kasih telah berkunjung ke blog kami dan memberi perhatian dengan menulis komentar.
      Nampaknya anda belum membaca bagian ke 2 tulisan kami itu yang kami muat scan Kitab bahasa Arabnya. Berikut linknya.

      Bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari yang tidak diterangkan oleh Ustad Adi Hidayat (2)

      Benar apa yang anda sampaikan tentang alasan kami, mengapa kami tidak perlu bertemu dengan Ustad Adi Hidayat. Yaitu
      – Padatnya waktu Ustad Adi Hidayat
      – jika punya waktu mending digunakan untuk menjelaskan saja daripada melayani “kami yang tidak penting”.
      Namun ada yang kurang yaitu
      – bahwa kami merasa malu terhadap guru dari guru dari guru kami KH Hasyim Asy’ari yang begitu bertaqwa dan berilmu yang telah menyampaikan pesan penting dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah untuk kita semua. Malu sebab kami yang dhoif ini kok merasa lebih perlu didengar suaranya di depan Ustad Adi Hidayat, sedang suara KH Hasyim Asy’ari yang tertulis dalam Kitab itu, Ustad Adi Hidayat tidak sempat menerangkan dalam kuliah-kuliahnya. Jadi sungguh tidak beradab kami kepada KH Hasyim Asy’ari untuk merasa lebih berhak suaranya didengar daripada KH Hasyim Asy’ari. Siapa kami dibanding KH Hasyim Asy’ari?

      Dengan tulisan ini saja kami dapat membantu Ustad Adi Hidayat dalam menerangkan bagian penting yang tidak sempat beliau sampaikan, sekaligus bakti kami terhadap guru-guru kami termasuk KH Hasyim Asy’ari dalam menyampaikan suara beliau yang tertulis dalam Kitab-Kitabnya.
      Kalau anda ingin klarifikasi juga, karena tidak puas dengan jawaban kami, silakan anda klarifikasi kepada Ustad Adi Hidayat. Karena bagi kami alasan beliau tidak menyampaikan karena kurang waktu sudah cukup, sebagaimana cukupnya kami dengan membantu beliau untuk menerangkan apa yang tidak sempat beliau terangkan dengan tulisan-tulisan kami ini.

      Mohon maaf terima kasih

      Wassalam,

      Pemuda Desa

      Suka

    2. Tuan Hora,
      Tanpa sengaja kami menemukan video kuliah ustad Adi Hidayat yang berkaitan dengan bab yang dilompati, tapi berbeda dari fakta yang disebut oleh KH Hasyim Asy’ari dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Ini tulisan kami tentang video itu

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Mengapa Ustad Adi Hidayat tidak menerangkan bagian penting Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah susunan KH Hasyim Asy’ari?

      Suka

  19. firstwira

    Menurut kami Syaikh Hasyim Asy`ari sudah benar dalam pandangannya, kalo tidak, tidak mungkin Ustad Adi pun mendukung serta banyak mengutip pendapat beliau.

    Namun benar ada beberapa hal yang dilompati dengan tujuan agar tidak terjadi polemik, tidak terjadi cela mencela berhawa nafsu bagi umat. Ustad Adi saya lihat berusaha menjauhi hal2 seperti ini. Umat belum tentu sanggup memahami dan dikhawatirkan terjebak mencela tidak pada tempatnya (berilmu).

    Meski tidak menyebut teologi Imam Abul Hasan Al Asy’ari serta Tasawuf Imam Junaid Al Baghdadi dan Imam Ghazali, namun dari ceramah2nya Ustad Adi justru sebenarnya mengajarkan yang sesuai dengan Asy’ari dan tasawuf Tazkiyatun Nafs yang juga sangat sesuai dengan Imam Junaid Al Baghdadi dan Imam Ghazali.

    Dan itulah cara cantik dan cerdas Ustad Adi Hidayat, karena sangat sulit menyampaikan satu sisi tokoh2 di atas ada yg dimuliakan oleh sebagia umat dan juga sekaligus disesatkan oleh sebagian kelompok umat.

    Suka

    1. Tuan firstwira,
      terima kasih telah membaca dan memberikan komentar yang bermanfaat pada tulisan kami. Barakallahu.
      Kami hanya berniat membantu Ustad Adi Hidayat dan umat Islam khusunya di Indonesia dalam menceritakan bagian penting yang telah dilompati oleh Ustad Adi Hidayat.
      Kami hanya menyampaikan fakta ini dan sama sekali menyinggung apa maksud beliau sebenarnya melompatinya adalah itu satu cara beliau untuk menyampaikan, karena itu berkenaan dengan niat yang hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Namun kami ingin mengungkapkan pula fakta bahwa walaupun beliau sudah melompatinya, golongan yang disebut menyimpang dalam Kitab Risalah Ahlussunnah wal Jamaah itu tetap mentahzir beliau. Ini menunjukkan hanya Allah pula Yang Maha Kuasa untuk mengendalikan hati manusia, sedang manusia hanya mampu berusaha.


      Tokoh ahlussunnah wal jamaah Asy’ariyah/Maturidiyah yang bermazhab dan bertasawuf terlalu banyak kita temukan dalam sejarah perjuangan Islam. Banyak orang Islam yang mencoba mengenalkannya untuk memberi semangat umat Islam agar meneladaninya. Salah satunya adalah Sultan Muhammad Al Fatih yang sering disempaikan oleh Ustad Felix Siauw,
      Namun beliau juga tidak menceritakan hal penting tentang asas agama Islam Yang dipegang oleh Sultan Muhammad Al Fatih dan kerajaan Usmaniyah, sehingga orang Islam tidak tahu bagaimana untuk mulai meneladani beliau. Padahal kalau kita ingin meneladani seseorang Islam apalagi sesorang yang dipuji Rasulullah shallallahu alaihi wassalam tentu kita pelajari dahulu adalah apa pegangannya. Berikut tulisan kami tentang itu. Wallahu a’lam
      terima kasih. Jazakumullahu khairan

      Hal penting dari Sultan Muhammad Al Fatih yang tidak diceritakan oleh Ustad Felix Siauw

      Suka

    1. Mohon maaf Tusn. Alhamdulillah. Tim kami sdh pernah bertemu beliau dalam suatu pengajian. Dan kami sdh menyampaikan pertsnyaan mengapa beliau tidak menerangkan bagian penting kitab Risalah Ahlussunnah wal jamaah yg kami sampaikan dalam tulisan kami. Tapi beliau belum jawab hingga sekarang.
      Jadi kami sangks baik saja bahwa beliau mungkin menyuruh kami saja yang menerangkannya.
      Beliau cukup menerangkan apa yang beliau pilih utk diterangkan

      Suka

Tinggalkan komentar